MENENTUKAN ARAH KARYA KURNIAWAN GUNADI DAN AJI NUR AFIFAH

Apa Makna Pernikahan Menurut Mereka?
Menikah tidak seperti bentuk impian-impian yang lain yang kita miliki. Mimpi mungkin bisa diwujudkan sendiri tapi tidak dengan menikah. Untuk mewujudkannya, tentu membutuhkan orang lain. Orang lain yang asing, yang mungkin tidak dikenal dan dikira sebelumnya. Orang lain yang kemudian dengan yakinnya bersedia mewujudkan impian itu secara bersama.

Ada dua kehidupan yang kemudian berjalan bersama-sama. Ada dua impian yang kemudian diwujudkan bersama. Dan orang-orang yang menikah, telah berhasil menemukan titik temu diantara mereka. Pernikahan ideal menurut mereka adalah bukan hanya tentang hal-hal romantis yang dilihat di postingan instagram orang-orang, namun impian suatu pernikahan adalah ketika bisa saling membantu satu sama lain untuk saling menebar manfaat untuk orang lain.

Beberapa poin penting yang ada di buku ini mengenai hakikat pernikahan bagi mereka:
1. Pernikahan sebagai ajang kolaborasi yang paling tinggi.
2. Pernikahan adalah komitmen yang dipegang dengan sepenuh hati.
3. Pernikahan merupakan proses belajar yang gigih.
4. Pernikahan adalah ibadah yang paling lama dan tiada pernah berhenti.

"Sudah terlalu sering kita melewatkan orang baik. Mendamba dan mengejar yang buruk. Lantas kemudian menyalahkan Tuhan atas apa yang dialami. Cobalah tenang sejenak, renungkan, dan pahami. Apa yang dicari?". (Kurniawan Gunadi).

Beberapa Makna Pernikahan, Janji dan Jiwa Bagi Mas Gun

MAKNA PERNIKAHAN
      Pada momentum pernikahan mereka berdua, fase dimana mereka merasakan rasa ikhlas dan tanggungjawab atas suatu kepercayaan untuk menjalaninya. Meski ada rasa khawatir dan kecemasan, keyakinan dan keteguhan niat menikah karena Allah selalu lebih besar dari itu. Bagi mereka, pernikahan adalah suatu pertalian agung. Satu diantara tiga perjanjian terkuat yang disebut dalam kitab suci Al-Qurán. Miitsaqan Ghalizhaa, perjanjian yang meliputi dunia dan akhirat. Pernikahan tidak hanya menjadikan dua orang asing menjadi satu, menjadikan hal-hal yang tadinya haram dilakukan menjadi hal yang halal dan berpahala. Pernikahan tidak hanya tentang perayaan-perayaan yang harus tampil mengagumkan dan dimuat di laman sosial media seperti kebanyakan pernikahan hari ini.
     Pernikahan adalah suatu titik tolak manusia untuk mewujudkan harapan Baginda Rasulullah SAW atas sunahnya. Dari pernikahan tersebut akan melahirkan manusia-manusia yang akan meneruskan perjuangan dalam agama ini. Kesucian pernikahan adalah mutlak. Warna-warna yang ada dalam pernikahan saat ini begitu banyak didominasi oleh keinginan duniawi. Menjadikan perayaan pernikahan lebih sibuk memikirkan bagaimana agar terlihat menarik dan mewah, tanpa memiliki esensi apapun bagi umat. Kalau pernikahan hanya tentang itu, mengapa Allah sampai menjadikannya sebagai sebuah perjanjian yang kuat, perjanjian yang setara kedudukannya dengan perjanjian antara Allah dengan para nabi? Tentu ada makna besar dari sebuah pernikahan.

JANJI     
Pernikahan bagi mereka adalah perjanjian suci. Segala sesuatu yang dimiliki sebelumnya seperti: keluarga, impian, masa lalu, dan hal-hal yang timbul akibat dari perbuatan sebelumnya. Semua tertali dalam sebuah perjanjian yang kuat, perjanjian yang akan menimbulkan hak dan kewajiban diantara kami untuk menerima satu sama lain dengan keikhlasan yang tiada tara. Pernikahan bagi mereka tidak hanya tentang sebuah akad dan respsi, tidak juga tentang romantisme setelahnya. Pernikahan bagi mereka adalah sebuah titik tolak terbaik manusia dalam menjalankan takwa.

JIWA
Pernikahan adalah perbuatan jiwa. Kecocokan pasangan bukan dilihat dari tampilan fisiknya, terlihat serasi atau tidak, apakah almamaternya sama atau tidak, apakah pencapaian-pencapaian keduanya sepadan atau tidak. Sebab jiwa tidak mengenali yang tampak secara lahiriah. Buah dari kemurnian jiwa itu mampu mengenali dengan siapa kecenderungan dan kecocokan itu timbul. Takaran mengenai pasangan harus diukur dengan takaran-takaran akhirat.
     "Ruh-ruh itu seperti tentara yang berhimpun yang saling berhadapan. Apabila mereka saling mengenal (sifatnya, kecenderungannya dan sama-sama sifatnya) maka akan saling bersatu, dan apabila saling berbeda maka akan saling tercerai berai, saling berselisih". (HR. Bukhari-Muslim).

Beberapa Makna Berjuang, Doa, dan Menunggu Bagi Mbak Apik

BERJUANG
      "Ada jarak dan waktu yang membentang bagi orang-orang yang ingin menyegerakan diri menggenapkan separuh agamanya. Sesuatu yang kemudian memaksa seseorang untuk berjuang mencari, juga dengan menanti. Sama-sama memerlukan iman dan kesabaran yang tidak boleh surut. Sebab pernikahan adalah rezeki yang diberikan bagi orang-orang yang siap. Dan kita tidak akan pernah tahu sebenarnya kapan kita benar-benar siap".
       "Perempuan adalah ahlinya perkara tunggu menunggu, bahkan tanpa diminta sekalipun. Jangan pernah menyuruh seseorang perempuan yang jatuh hati padamu untuk menunggu, maka dia akan menunggu sampai habis tenaganya meski dia harus berlama-lama duduk di halte yang salah".

RANGKAIAN DOA-DOA
        Rasa percaya akan kekuatan doa semakin bertambah ketika segala sesuatu berjalan di luar kuasa kita. Allah memberikan kejutan-kejutan yang terkadang tidak sampai pada logika kita. Pada setiap sepertiga malam, Mbak Apik selalu berdoa kepada Allah, agar Mbak Apik diminta oleh seseorang laki-laki dengan cara yang baik-baik, dengan proses yang baik-baik dan dengan orang yang baik-baik. Alhamdulillah, Allah mengabulkan doanya. 
      Pertengahan juli 2016, Ibu Mbak Apik meminta beliau cepat pulang. Sesampai dirumah, ibunya bilang kepadanya, jika ada seseorang yang ingin datang ke rumahnya. Mbak Apik pernah cerita, jika dia mengagumi seorang pria tersebab ide, pemikiran dan semangat kebermanfaatannya sanagt baik. Kemudian, ibunya menyuruh Mba Apik berdoa, karena hanya itu yang bisa dilakukan. Sedang ayahnya berpesan, agar menjalani semuanya dengan ikhlas. Termasuk ketika "berada di dalam ruang tunggu". IKhlas atas apa saja yang Allah berikan.

MENUNGGU   
Menurut Mbak Apik, menunggu adalah sebuah keyakinan bahwa diluar sana ada seseorang yang sedang berjuang, mengusahakan entah bagaimana caranya. Mbak Apik pernah berada pada titik merasa habis akal untuk memperjuangkan, merasa tak ada daya lagi, merasa entah bagaimana caranya lagi, dan akhirnya kepasrahan yang mengisi ruang tunggu yang hampa. Tapi setidaknya keyakinan selalu menyala. Yakin Allah akan menyampaikan.
"Maka jika kita sedang menunggu sesuatu yang baik datang, kenapa tidak?. Yakinlah, diluar sana ada yang sedang memperjuangkanmu. jangan kau pikir bagaimana caranya. Cara Tuhan tak sampai dilogika".

MENUNGGU ADALAH BERJUANG
Menurut Mbak Apik, menunggu adalah sebuah kata lain dari berjuang. Maka sebaik-baik perjuangan adalah diawali dengan niat baik dan diteruskan dengan cara yang baik juga. Bagi seorang perempuan, menunggu adalah salah satu upaya penjagaan diri. Berusaha tak tergesa-gesa. Meski dalam perjalanan menunggu, diliputi dengan ketidaksempurnaan. Karena hal baik tidak terlepas dari ujian-ujian. Hati pernah terbolak-balik, harapan pernah ditebar dan digantungkan sembarangan, fokus menjadi pecah. Hilang arah. Ya, menunggu seberwarna itu. "Masih di ruang tunggu, semoga Allah selalu menjadi nomor satu".

Beberapa Makna Fase dan Perjuangan

FASE     
"Sebanyak apapun doa yang dipanjatkan, apalah daya bila memang Engkau tidak berkehendak. Sekuat apapun perjuangan, apalah daya bila memang tidak ditakdirkan. Karena memang ada yang demikian, sebanyak dan sekuat apapun doa dan perjuangan, ada hal-hal yang memang tidak diciptakkan untuk kita dan tidak akan pernah menjadi milik kita". (Kurniawan Gunadi)
Allah telah mempersiapkan kita dengan menguji kita dengan sedemikian rupa. Ujian yang mampu memahamkan kita tentang pentingnya bersabar dan mengendalikan ego. Ujian yang membuat kita semakin siap untuk menempuh fase kehidupan berikutnya, yaitu pernikahan. Sebuah fase dimana kehidupan menjadi berbeda sepenuhnya. Setiap pertimbangan keputusan berbeda, dan banyak hal yang menyertainya.

PERJUANGAN      
Makna perjuangan bagi Mas Gun adalah kesabaran. Kesabaran untuk menghadapi beberapa tantangan, usia yang terus merangkak, tanda-tanda yang tak kunjung terlihat, pertanyaan dari keluarga dan teman, juga tatapan masyarakat. Kadang juga karena ketidakmampuan diri Mas Gun dalam menjaga keinginan. Menurut Mas Gun, menikah bukanlah suatu permainan sehingga bisa dijadikan bahan bercandaan, ada yang disegerakan, ada yang menunggu waktu. Dalam fase menunggu, Mas Gun tetap bersyukur, walau kadang terpuruk, ternyata tidak ada yang sia-sia.
     Menurut beliau, semua yang terjadi akan menjadi pelajaran berharga, mengapa Allah menakdirkan begitu banyak jalan yang membingungkan, begitu banyak kisah yang berakhir, begitu banyak cerita yang tidak selesai, dan segala emosi yang pernah muncul. Menunggu adalah tentang kesabaran dan keihklasan. Dalam fase ini, menunggu tidak bisa dimaknai hanya sekedar menunggu tidak berbuat apa-apa. Dengan demikian, di masa-masa tersebut mereka melakukan banyak hal yang menurut mereka baik. Mereka aktif di kegiatan masing-masing, mengkaji ilmu, membaca buku, dan mereka melakukan hal apapun yang bisa membuat masa-masa menunggu itu menjadi sesuatu yang berharga.

Makna Pencarian bagi Mbak Apik
    "Ada begitu banyak cara bagi Tuhan untuk mempertemukan. Terlihat rumit padahal sederhana, terlihat jauh padahal dekat, terlihat orang lain padahal kamu. Kita sibuk mencari yang sempurna ternyata kita melewatkan yang siap menerima kita apa adanya".

Ada sebuah kata-kata Mbak Apik yang sangat dalam filosofinya bagi kita, seperti ini bunyinya:
“Aku pernah mencari, kemudian hilang arah karena aku tak tahu langkah mana yang akan ku tuju. Aku pernah mencari, tapi berkali-kali berujung dengan lengan-lengan yang memeluk diri sendiri. Aku pernah mencari, berlari pada semua yang terlihat baik. Aku melupa, bahwa yang terlihat sempurna belum tentu dapat menerima kita. Aku terlalu banyak melewatkan. Lalu aku harus bagaimana?. Aku mengambil jeda. Mungkin selama ini, aku sibuk bertanya pada bulan, bintang, matahari, namun aku lupa bertanya kepada pencipta, yang mana yang terbaik. Aku mengambil jeda. Bahwa jika kita melibatkanNya, kita akan jauh lebih tenang. Rupanya kamu tidak pergi jauh, justru aku yang berputar-putar di tempat yang salah. Rupanya rumusnya demikian, ketika aku mencarimu langsung pada yang menciptakanmu, aku dapat menemuimu.

Makna Sebuah Pertemuan Bagi Seorang Mas Gun
Beliau pernah berdoa. "Ya Allah, pertemukanlah aku dengan orang-orang baik kemudian pasangkanlah aku dengan salah satu diantara mereka".
       Sebelum bertemu dengan Mbak Apik, Mas Gun bercerita bahwa ada cukup banyak waktu, emosi, doa dari orang-orang terdekat. Dulu beliau mencari seseorang yang sesuai dengan kriteria yang beliau inginkan, namun terkadang perasaan tidak selalu sama dengan kenyataan. Beliau juga mengatakan bahwa mencari adalah tentang bagaimana bisa mengikhlaskan diri digerakkan olehNya menuju apa-apa yang telah Dia takdirkan.

Makna Kesabaran Menurut Mas Gun
         Seseorang ketika ingin menikah, maka sejak saat itu pula harus memiliki cadangan kesabaran yang besar. Menurutnya, masa-masa tersebut adalah masa-masa yang sulit dan penuh dengan ujian. Saat keinginan untuk menikah sudah ada tapi belum terlihat tanda-tanda akan menikah dalam waktu dekat, merasa belum siap, belum ada calon pasangannya, dan berbagai hal yang membuat keinginan menikah itu harus ditunda dan ditahan dalam beberapa waktu. Kalau Allah mengatakan bahwa Dia bersama orang-orang yang sabar, kalimat itu bukanlah fiksi. Allah benar-benar menyertai orang-orang yang sabar. Dan buah dari kesabaran itu sangatlah lezat.
      Beliau mengatakan, dalam niat untuk menikah, perkara niat adalah perkara yang mendasar yang harus dibenahi apabila masih salah. Niat untuk menikah harus dikaji kembali oleh masing-masing kita. Apakah pernikahan menjadi simbol perubahan status, memenuhi dorongan keluarga dan lingkungan sekitar, mengisi jeda pasca kuliah ketika bingung menentukan arah masa depan, dll. Tidak hanya perkara niat, yang perlu dibenahi juga adalah menentukan pasangan. Apakah menentukan berdasarkan pendidikan, almamater, keturunan, kecantikan, ketampanan, atau hal-hal yang sifatnya duniawi. Coba teliti lagi "niat ingin menikah" karena apa?. Semoga niat karena Allah sebagai pilihannya.

Makna Cukup Menurut Mas Gun      
Menurut beliau, jika terus mencari yang terbaik, mungkin tidak akan pernah selesai dalam membanding-bandingkan. Kata seorang guru, tidak ada yang benar-benar terbaik, yang ada hanyalah yang bersedia untuk terus memperbaiki diri dan diperbaiki. Lalu bagaimana ingin menentukan? Kata guru beliau, dasarnya adalah kecukupan.

Makna Sepakat Menurut Mba Apik
Kutipan kata-kata beliau seperti ini. "Barangkali yang namanya ego itu memang tidak akan pernah surut, ia hanya butuh tempat yang cukup luas dan bersedia menampungnya sehingga ia tidak akan meluap. Setiap laki-laki ingin ditunggu, setiap perempuan ingin diperjuangkan, setiap hati ingin diterima".

Makna Sebelum Sepakat Menurut Mba Apik
Menurut Mbak Apik, bersepakat itu berarti saling menerima. Keikhlasan yang penuh menuntun pada sebuah kepasrahan yang membuat seseorang tidak hanya percaya atas ke Maha KuasaanNya, tetapi juga mempercayakan. Mempercayakan bahwa manusia betapa tidak ada apa-apanya tanpa izin dan kehendakNya. Jika biasanya manusia hanya menggunakan kacamatanya, kini sudut pandang itu berubah dengan percaya atas setiap ketetapanNya. Terserah apa kata Allah, ikut saja apa maunya Allah. Manusia hanya biisa menerima segala skenarioNya, yang telah lalu, kini, dan kelak InsyaAllah. Lalu kejutan itu didatangkan, pintu rumah Mba Apik tiba-tiba diketuk. Mbak Apik selalu melibatkanNya dalam setiap urusan dan terus melibatkanNya.

Makna Bersepakat Menurut Mbak Apik
     Mereka berdua menyepakati mengenai satu hal yang mendasar yang disepakati bersama bahwa proses yang ditempuh semata-mata agar mendapat ridhaNya. Mbak Apik tidak pernah membayangkan sebelumnya, bagaimana harus berada dalam satu atap dengan orang asing yang baru benar-benar dikenal bahkan dalam hitungan minggu. Maka akan banyak sekali penyesuaian yang harus dilakukan, sejak dalam pikiran hingga perbuatan, mulai dari membuka mata hingga menutupnya kembali, menyampaikan apa-apa yang tersembunyi sampai belajar terbuka apa adanya. Dengan karakter yang berbeda, kedewasaan dan kebiasaan yang berbeda, maka hidup bersama adalah pembelajaran selamanya.
    Sebelum proses menikah, ada beberapa poin hal-hal yang harus disepakati oleh mereka. Hal tersebut berupa penerimaan atas segala kekurangan, kelebihan, latar belakang keluarga, pendidikan, pola pikir, cita-cita, mimpi-mimpi, dan peran yang belum maupun yang harusnya dilakukan. Masing-masing pribadi mereka harus saling memahami dan saling menerima satu sama lain. Pernikahan bisa menjadi gerbang penyatuan dua keluarga sekaligus. Keluarga yang asing satu sama lain, berbeda nilai dan kebiasaan, tiba-tiba menjadi satu bagian tubuh dengan saling menerima. Keluarga Mas Gun nanti akan menjadi keluarga Mba Apik, ibu Mas Gun menjadi ibu Mba Apik, bapak Mas Gun menjadi bapak Mbak Apik. Bersepakat diantara mereka, juga bersepakat bahwa kelak mereka tidak hanya hidup berdua. Laki-laki akan menjadi pemimpin dalam urusan-urusan lainnya dan butuh berhubungan baik dengan orang-orang serta teman-temnnya nanti. Dan yang paling penting adalah mereka meyepakati bahwa pernikahan adalah bentuk ibadah dan proses belajar seumur hidup. Dengan berdua, mereka meyakini bahwa akan menjadi berkali-kali lipat takwanya, berkali-kali lipat manfaatnya, dan berkali-kali lipat syukurnya.

Pribadi, Menurut Mas Gun
"Bersama orang yang tepat, impianmu akan menjadi hebat".
         Pernikahan selalu memiliki hal-hal terbaik juga hal-hal tak terduga. Mereka dengan sadar memilih untuk siap dengan kemungkinan-kemungkinan itu. Menerima diri sendiri, juga saling menerima diantara lainnya. Mereka saling bertanya tentang banyak hal, dari makanan kesukaan hingga masa lalu. Mereka juga saling bertanya, apakah didalam diri mereka, ada yang tidak berkenan satu sama lain dan bisa bersama mengupayakan untuk memperbaiki diri. Seperti cara berpakaian, cara tertawa, cara berinteraksi dengan orang lain, dan cara-cara yang mungkin terlihat sederhana tapi berarti besar dengan suatu hubungan. Mereka paham sepaham-sepahamnya bahwa menikah adalah sebuah keputusan final. Keputusan yang sebenarnya, mau tidak mau, suka tidak suka, harus dijalani. Mereka memang dihadapkan pada pribadi yang asing, pribadi yang tidak saling kenal, lalu harus hidup bersama, beribadah bersama, berjalan bersama, makan dalam piring yang sama, berbagi gelas dan sabun mandi. Sesuatu yang asing dan tidak pernah mereka lakukan sebelumnya.

Keluarga, Menurut Mas Gun 
      Pernikahan tentu melibatkan dua pihak keluarga, sejak kesepakatan diantara mereka dibuat. Maka bertemulah keluarga mereka masing-masing. Timbullah tanggung jawab yang lebih besar dan kesepakatan yang tidak hanya berlaku diantara mereka, melainkan juga keluarga mereka masing-masing. Tentu mereka sering mendengar nasihat, bahwa menikah tidak hanya dua orang saja, melainkan dua keluarga. Maka mereka bersepakat untuk saling membantu.

Makna Perayaan, Menurut Mbak Apik 
 Ada sebuah untaian kata dari Mbak Apik. "Terimakasih sudah mengajakku melakukan perjalanan, meski kamutahu denganku langkahmu akan menjadi lebih lambat. Kamu tidak lagi bebas kemana-mana sesuka hatimu. Sebab kamu, entah mengapa selalu berusaha menyerasikan langkah, melindungi dan menjaga. Padahal aku tidak pernah memintanya".

"Sebuah niat akan berdampak besar bagi pencapaian dan proses selanjutnya, karena manusia akan mendapatkan apa yang diniatkan serta dicita-citakan. Innamal a'malu binniat".

Perayaan Sesungguhnya, Menurut Mbak Apik
     Menurut Mbak Apik, perayaan pernikahan tidak hanya soal tema resepsi, gaun, riasan, dan hidangan saat acara. Tidak hanya dilihat dari apa yang tampak seperti lucunya souvenir, uniknya dekorasi, foto-foto dan video pernikahan, megah atau sederhananya pesta, tetapi lebih dalam dari itu. Bagaimana perayaan dimaknai sebagai sebuah wujud rasa syukur dan pengingat atas keberkahan proses pernikahan itu sendiri. Perayaan pernikahan yang sebenarnya dirayakan seumur hidup. Akad dan resepsinya adalah gerbang yang mengantarkan bahwa dua manusia sudah berikrar untuk mencari ridha Allah bersama, hidup bersama, menebar manfaat bersama, dan membangun sebuah peradaban baru bersama dengan sebaik-baik niat serta sesunguh-sungguh usaha.



Perayaan dari Sejarah, Menurut Mas Gun
"Rayakan cinta dengan cara-cara yang layak, dengan mengutarakan, dengan menyatukan".

     Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Ibunda Khadijah RA adalah salah satu contoh pernikahan yang ingin mengajarkan kepada kita mengenai makna pernikahan dan perayaan sejati. Tentu ketika Nabi Muhammad melamar Khadijah dengan mahar terbaiknya, bisa diambil hikmah yang luar biasa bahwa seorang wanita terbaik tentu jauh lebih bernilai dari harta dunia. Sebanyak apapun itu. Selain Nabi Muhammad dan Khadijah RA, sejarah juga mengajarkan bahwa pernikahan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra (anak dari Rasulullah SAW). Ketika Ali melamar Fatimah, Rasulullah menerima lamaran itu dan menikahkan keduanya. Ali adalah seorang pemuda yang tidak memiliki harta, hartanya hanya sebuah baju besi, sebuah pedang dan sebuah unta. Dari keduanya, kita banyak belajar bahwa harta bukanlah ukuran dalam kesiapan pernikahan. Dalam perayaan pernikahan (walimah) harus memiliki nilai-nilai keislaman yang jelas dan berdasar. Tidak hanya menyelenggarakan pesta pernikahan dengan konsep kekinian demi keindahan foto dan video, tidak juga untuk memukau para tamu atau siapapun dengan pesta tersebut. Keberkahan pernikahan semoga bisa diwujudkan, karena itu yang jauh lebih penting.

Makna Pasangan, Menurut Mbak Apik
Beliau mengatakan: "Pasangan hidup adalah jenis manusia yang sengaja didekatkan dan selalu dijaga kedekatannya. Dua orang saling mencintai. Berdiam diri. Saling menunggu. Menunggu dipertemukan oleh Tuhan".

"A strong marriage rarely has two strong people at the some time. It is a husband and wife who take turns being strong for each other in the moments when the other feels weak". (Ashlley Willis)

      Menikah bukanlah lelucon. Marriage is not datting. Ketika dua orang memutuskan untuk menikah, memilih pasangan, maka mereka harus melibatkan Tuhan untuk mejadi saksi bahwa semua perasaan dan tingkah laku mereka akan dipertanggungjawabkan dihadapanNya. Maka dari itu, Mbak Apik mengatakan jika dia tidak akan main-main dengan separuh agamanya, dan juga pasangannya. Bicara soal pasangan, berarti tentang bagaimana mencintai dan menerima satu orang yang sama, yang dijumpai mulai dari membuka mata sampai tidur lagi. Yang bakal mengisi rumah tangga, yang menemani berdiskusi mulai dari hal sepele hingga hal-hal penting, mulai dari enaknya memilih cat tembok warna apa, sampai menyekolahkan anak dimana. Dan itu bakal berjalan tidak untuk sehari dua hari, tapi bertahun-tahun dengan orang yang sama.
       Beliau mengatakan, yang paling menakutkan adalah ketika rasa itu akan padam. Bukankah dua orang yang telah menikah berusaha setiap hari untuk selalu menjaga perasaan itu agar tetap berpijar dan berpijak sebagaimana mestinya. Berharap di setiap pernikahan bisa jatuh cinta setiap hari pada orang yang sama. Tapi upaya tetap menyalakan itu, tidak dapat terjadi jika hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Itulah mengapa dibutuhkan orang yang sama-sama kuat untuk membangun hubungan yang tangguh. Butuh dua orang yang bekerjasama dan tak henti saling mengerti untuk mencapai semua yang dicita-citakan berdua. Banyak pasangan yang khawatir akan seranagan-serangan dari luar yang bisa membuat perasaan itu padam. Tapi tidak banyak yang dengan bijak menyadari bahwa itu semua datang dari dalam dan dari masing-masing individu. Karena mereka saling menuntut hak dan melupakan kewajiban. Padahal memenuhi kewajiban adalah bentuk cinta yang sempurna. Entah itu berbalas atau tidak. Mereka tidak pernah tahu dimana Tuhan meletakkan hikmah dan kebaikan.

 "Kita hanya perlu menjadi seseorang yang benar untuk seseorang yang tepat". (Kurniawan Gunadi)

Makna Keluarga, Menurut Mbak Apik
Beliau mengatakan, "Kita tak bisa memilih siapa keluarga kita, Allah yang pilihkan. Tugas kita adalah menjaganya tetap menjadi keluarga dengan segala kekurangannya. Seburuk apapun keluarga, merekalah yang tetap akan menerima kita sejauh apapun kita pergi".

"Semakin jauh perjalanan yang ditempuh, semakin memahami bahwa orang-orang yang terdekat adalah yang selama ini berada di rumah."

Arti Keluarga, Menurut Mbak Apik
    Keluarga selalu dibangun dengan cinta sebagai pondasinya. Keluarga melahirkan berbagai keterikatan dan konsekuensi; tentang saling menghidupi, mengasihi, melindungi, berbagi, dan membagikan satu sama lain. Dan pada perjalanannya, sebuah keluarga selalu dicoba oleh satu dan lain hal untuk membuktikan apa cinta masih menjadi pondasinya. Keluarga juga menjadi tempat pulang atau sebaliknya, justru dipergikan karena satu dan lain hal. Banyak cerita di luar sana tentang kegagalan sebuah keluarga, betapa masing-masing anggota dicoba dan diuji ketabahannya. Tapi, bagaimanapun, keluarga yang lahir dari hubungan darah tak akan bisa benar-benar terlepas. Karena ikatannya mengalir dalam tubuh mereka. Banyak yang merasa asing dalam satu keluarga, canggung, benci, dan perasaan kesal lainnya, tapi jauh di lubuk hati pasti selalu ada benih-benih kasih sayang yang bisa ditumbuhkan. Begitulah keluarga, selalu ada tempat, selalu ada jalan untuk kembali pulang.

Sebuah Mimpi Keluarga Baru, Menurut Mbak Apik
Beliau mengatakan, "Keluarga kecil kami nanti adalah keluarga yang dibangun dengan cinta, iman, dan nilai-nilai kebaikan".

     Keluarga kecil mereka nanti adalah keluarga dengan kesadaran penuh ingin meraih ridhaNya. Sehingga apa yang mereka lakukan senantiasa kembali pada pertanyaaan, "Apa Allah ridha?". Keberkahan lahir dari niat-niat yang tulus seperti itu. Mereka tidak bisa menjamin semuanya akan mulus-mulus saja, terlebih soal keimanan pasti akan penuh ujian. Maka fungsi saling mengingatkan dan menguatkanlah sebagai bekal perjalanannya. Keluarga kecil mereka nanti adalah tempat pulang bagi masing-masing anggota. Mereka berharap dan berdoa, komunikasi selalu menjadi hal yang penuh kesadaran dipelihara oleh masing-masing kami. Sehingga keluh kesah selalu tumpah dengan jujurnya, harapan selalu tersampaikan, dan keterbukaan menjadi landasan saling percaya. Hal-hal itulah yang menjaga cinta tetap ada dalam keluarga. Cinta menjadikan semuanya hangat, hebat, dan cinta pulalah yang menuntun maisng-masing anggota keluarga untuk saling menjaga dan melindungi.

Makna Anak Menurut Mas Gun 
"Pelita hati dengan teriakan kecil dari kaki-kaki kecil yang melangkah penuh tenaga. Berteriak menyebutmu mama dan memanggilku ayah".

Anak-anak Menurut Mbak Apik 
"Tidak ada kata sendiri bagi seorang ibu. Setelah punya anak, semuanya akan kamu bagi".
     Mendidik anak-anak bukanlah suatu pekerjaan yang main-main, dan menjadi orang tua salah satunya. Keceriaan mereka, kejujurannya, mimpi-mimpinya, ketulusannya, pertanyaan dalam benaknya, hasrat bermainnya, jiwa petualangnya. Ketidak tahuannya adalah kelebihan sekaligus kelemahannya. Mbak Apik pernah bertanya kepada ibu, apa makna anak baginya, apa ibu bahagia dengan mereka. Karena selama dua puluh tahun lebih ini, rasa-rasanya Mbak Apik sebagai anak belum pernah betul-betul membalas kebaikannya. Kebaikan ibu, pun kebaikan ayah. Ibu menjawab dengan entengnya; anak-anak adalah sumber kebahagiaan dan semangatnya. Jadi, sekalipun kami sering membebaninya, tak pernah menjadi masalah. Ibu tetaplah ibu yang menyayangi anak-anaknya.
     Anak-anak adalah kader bagi ayah dan ibunya, entah itu biologis atau idealis ataupun keduanya.meski ayah dan ibu tak berhak mendikte atau meminta anak-anak menjadi apa yang mereka mau tapi secara tidak langsung pola pendidikan orang tualah yang membentuk mereka. Jika anak-anak dibesarkan dalam kelalaian orang tua, maka nilai itu juga yang akan didapat. Sebaliknya, jika orang tua amanah terhadap prosesnya, itu pula yang akan dipetik; kader-kader terbaik, Qurrotul Aýun, penyejuk jiwa. Anak-anak adalah cobaan sekaligus nikmatNya. Merekalah cita-cita dan kumpulan doa orangtuanya. Jiwa-jiwa bebas yang nantinya memilih akan bermanfaat seperti apa. Hadiah luar biasa bagi sebuah keluarga. Tetapi lewat anak-anak pulalah cobaan didatangkan. Jatuh bangun membesarkannya akan penih dengan ujian, ujian kesabaran, ujian ketaatan, ujian keikhlasan, dan ujian keistikomahan. Pun cara memintanya bagi yang belum dikaruniai anak, tentulah menjadi sebuah ujian besar. Bagaimana ketidakpunyaan itu menjadi tekanan tersendiri, karena anak nyaris segalanya dalam keluarga. Tak dipungkiri bahwa memiliki keturunan adalah salah satu tujuan utama dari sebuah pernikahan.

Anak Adalah Ibadah Menurut Mas Gun
         Menurut Mas Gun, beribadah dalam pernikahan adalah menyeluruh, setiap ketukan pintu, ciuman kening, ucapan salam, menyapu rumah, mencuci piring, mengaji, berjamaah, memasak, bersilahturahmi dengan tetangga dan saudara, saling berhias untuk pasangan, pelukan, pijatan, hingga hal-hal terangkum lainnya. Anak-anak adalah bentuk ibadah yang luar biasa dalam pernikahan, setiap hari harus terjaga untuk sang anak diawal kelahirannya, menyusui sang buah hati bagi sang ibu, betapa setiap tetes air susunya itu bisa bernilai sebagai langkah-langkah surga.
        Memiliki anak-anak adalah kesempatan beribadah yang sangat besar, bagi yang tidak atau belum dikaruniai anak pun sebuah kesempatan beribadah yang besar. Allah memberikan kesempatan beribadah yang sama, tidak sama-sama mudah. Karena semuanya membutuhkan kelapangan hati, kesabaran tiada tara, kekuatan yang cukup, dan ketulusan yang tidak tertandingi. Bagaimana anak-anak akan menjadi ujian setiap waktu, terutama ujian dalam kecintaan. Kecintaan terhadap anak jangan sampai menandingi kecintaan untuk taat kepada Allah.

Makna Harta  menurut Mbak Apik
Beliau mengatakan, "Allah cukuplah kekayaan dalam jiwaku. Agar segala sesuatu yang bersifat dunia tidak membuatku lupa padaMu. Sederhanakan. Jangan berlebihan. Cukupkan".

Tidak baik menggenggam harta terlalu berlebihan, kareba tidak ada sepeser apapun harta yang akan dibawa mati.Genggaman yang terlalu erat itu dapat melukai pemahaman yang baik. Banyak yang mati-matian bekerja demi mengumpulkan harta kekayaan dan begitu banyak cara yang ditempuh untuk itu, yang curang sekalipun. Harta konon bisa merubah orang baik menjadi sebaliknya. Itulah kenapa dalam islam, harta harus selalu dibersihkan. Agar sifat rakus, egois,nafsu, iri, dengki, itu pupus dihadapan kita. Karena harta persis seperti dua sisi mata uang yang pada akhirnya kita dapat memilih, menjadi zalim atau derma.



Perempuan-Perempuan yang Bersyukur, Menurut Mbak Apik
    Menurut beliau, ujian harta adalah ujian yang juga cukup besar bagi seorang perempuan. Memang tidak dapat dipungkiri sifat matre perempuan (realistis) sebagai penyeimbang dan motivasi laki-laki untuk memapankan diri dan keluarga, tetapi bagaimana menjaga materealistis ini tetap berada dalam koridor yang tepat juga membutuhkan kerja keras. Ada salah satu perkataan ustadz mengenai seorang wanita. "Sebagian besar penghuni neraka adalah perempuan. Kamu ingat kenapa? Salah satunya, karena istri yang kurang bersyukur atas apa yang diberikan suaminya. Inilah muara dari sifat perempuan yang penuntut. Itulah yang menjadikannya kadang suka berkomentar termasuk kepada apa yang dilakukan suami mereka. Atas apa yang diberi suaminya, atas jerih payah suaminya".
     Ayah Mbak Apik juga pernah bilang kepadanya agar berhati-hati ketika menjadi istri dalam mengelola harta suaminya, karena sebagian besar anggota DPR dan pejabat yang melakukan korupsi, dilatarbelakangi karena istri mereka yang menuntut ini-itu, yang gaya hidupnya sudah jauh tidak berpijak di bumi. Perempuan harus pandai-pandai mengelola syukur dalam hatinya. Sebagaimana kelak akan menjadi istri dan ibu yang menurunkan pemahaman yang baik tentang harta pada keluarga kecilnya. Mari menjadi perempuan bahagia yang lapang dan lembut hatinya karena senantiasa bersyukur. Yang legawa dan ikhlas.

Menentukan Arah (Aji Nur Afifah dan Kurniawan Gunadi). Jumát 23 September 2016

Menikah
Menikah menurut mereka adalah keputusan yang dibuat dengan persiapan dan lebih banyak kenekatan. Menikah butuh kenekatan untuk menghadapi semua resiko dan dengan keyakinan bahwa jika ada tantangan yang besar, insyaAllah mereka juga akan mendapatkan kebaikan yang besar. Pernikahan adalah ibadah seumur hidup.

Ridho Allah
Setiap hamba tentunya mendamba surga, sebagaimana keluarga yang akan mereka bangun. Sementara surga adalah hak mutlak Allah. Maka, mereka menjabarkan cara-cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan ridho Allah dalam pernikahan mereka.

Keluarga Samudra
Setiap pernikahan yang dibangun tentu memiliki tujuan. Tujuan dalam megaruni bahtera rumah tangga harus jelas, jangan sampai karam dilautan. Menikah bukan hanya untuk kebahagiaan keluarga saja, melainkan orang lain juga. Mereka tidak ingin menjadi keluarga yang egois. Mereka bercita-cita agar kelaurga mereka berdaya dan bermanfaat untuk umat.

Arah Umat
Pernikahan yang dibangun mereka adalah tujuannya untuk umat, sesuai dengan kekhawatiran Rasulullah SAW tentang umatnya. Mereka menginginkan pernikahan mereka memiliki banyak manfaat untuk orang lain dan tidak egois.

Beberapa kutipan kata-kata dibuku ini yang menurut saya sangat bagus kata-katanya:

“Ada orang-orang baik yang sengaja ditakdirkan dalam hidup kita hanya untuk menguji perasaan kita. Bukan untuk menjadi pasangan hidup”.

“Aku membebaskan kemanapun kamu pergi, karena suatu saat aku tahu kamu bakal pulang. Jika aku memang rumahmu”.

“Rasanya dengan mengetahui bahwa Allah sangat mengetahui segala sesuatu yang terbaik itusudah cukup membuatku tidak perlu khawatir pada banyak hal”.

“Kita pernah mencoba mempertahankan dan berjuang begitu keras, memahami bahkan mengingat-ingat alasan kenapa kita memulainya. Tapi yang perlu diingat bahwa ada hal-hal yang memang tidak sesuai dengan rencana kita, ada hal-hal yang tampak baik ternyata tak cukup baik bagi kita. Dan ujungnya.. melepaskan adalah jawaban terbaik dari semua resah”.

“Kalau Tuhan bolehkan aku memilih sendiri, aku pasti memilih sesukaku tanpa tahu mana yang terbaik buatku. Tapi Tuhan tak ijinkan, dia selalumau yang terbaik nuatku, maka dari itu dipilihkanNya apa-apa untukku. Selalu yang terbaik”.

“Perjuangkanlah apa yang harus diperjuangkan. Jangan berjuang hanya karena tak ingin dianggap lemah. Jangan bertahan karena takut kehilangan. Jangan berhenti hanya karena lelah. Sayang kan kalau menyerah? Kalau gagal, kamu tetap seorang pejuang, sebuah proses berharga mahal. Sebuah pemahaman yang baik berharga lebih”.

“Suatu hari nanti akan ada seseorang yang cukup sopan mengetuk pintu hatimu. Perkara kamu mengizinkannya masuk atau tidak. Itu sepenuhnya hakmu”.

“Orang baik itu banyak sekali tapi hanya ada satu yang tepat. Selebihnya adalah ujian”.

“Pada akhirnya orang-orang yang jatuh cinta akan kembali kepada Tuhan. Setelah jauh mencari, pada akhirnya ia hanya bisa meminta pada Tuhan”.

“Bagaimana mungkin kamu merasa kalah, padahal kamu tidak berjuang?”

“Kadang atau mungkin memang lebih baik, ketidaktahuan kita tentang perasaan cinta seseorang itu jauh lebih aman daripada kita mengetahuinya”.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lahaulla Walla Quwwata Illa Billahilaliyil Adziim